DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT DAN DIRUT ASDP DIMINTA TEGAS PERHATIKAN KUALITAS KAPAL

15-03-2011 / KOMISI V

Komisi V DPR RI meminta Dirjen Perhubungan Darat dan Dirut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) tegas dalam mengawasi kapal-kapal yang beroperasi di penyeberangan Merak-Bakuheni. Kualitas kapal-kapal ini harus baik mengingat begitu padatnya jalur penyeberangan di perairan ini.

Demikian disampaikan anggota Fraksi Partai Demokrat Zulkifli Anwar saat rapat dengar pendapat dengan Dirjen Perhubungan Darat, Dirjen Perhubungan Laut, PT. ASDP Indonesia Ferry dan Pengusaha Kapal, Selasa (15/3), yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin M. Said.

Zuljifli mengatakan, Pemerintah memberikan status pelabuhan Merak-Bakauheni pelabuhan tersibuk di dunia. Pernyataan ini benar adanya, karena kesibukan di pelabuhan ini berlangsung 24 jam.

Menurut Zulkifli, macetnya pelabuhan Merak-Bakauheni bukan terjadi saat lebaran saja. Pada sepuluh tahun terakhir, pelabuhan ini menunjukkan peningkatan aktifitas yang luar  luar. Bagaimana pelabuhan ini tidak sibuk, karena pelabuhan ini melayani 10 provinsi setiap hari dalam kegiatan operasionalnya,” kata Zulkifli.

            Jadi, katanya, selain faktor alam sehingga kapal tidak dapat bersandar, kualitas kapal-kapal penyeberangan ini harus menjadi perhatian serius. “Bagaiman mungkin penyeberangan ini berjalan lancar dengan kondisi kapal yang sudah tua,’ katanya.

            Dia menyarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah meremajakan kapal-kapal yang sudah tua. Sebagai contoh, Metromini yang sudah tua bagaimana mungkin harus  melayani trayek  Jakarta-Bandung. “Inilah yang harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.

            Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso, menjelaskan kronologis dan penyebab antrian di pelabuhan Merak-Bakauheni yang mulai terjadi pada tanggal 18 Februari 2011.

            Antrian kendaraan truk  ini, kata Suroyo, tidak mengganggu kendaraan jenis lain yang akan menyeberang dari pelabuhan Merak ke Bakauheni. Karena kendaraan jenis lain seperti, mobil pribadi, bus penumpang dan kendaraan pengangkut sembako tetap dapat menyeberang sebagaimana biasa dengan melalui jalan lama (Cilegon- Merak).

            Surojo mengatakan, penyebab dari antrian tersebut karena meningkatnya jumlah muatan (demand), dimana terjadi kenaikan demand sebesar 11 persen. Sebagai perbandingan pada bulan Februari 2010, Trip 2.021, jumlah truk 58.310. Sedang bulan Februari 2011, trip 1.807, jumlah truk 64.231 truk.

            Selain itu, penyebab lainnya adalah menurunnya jumlah kapal siap operasi. Pada saat itu 2 unit kapal mengalami kerusakan teknis dan 7 unit kapal melaksanakan docking tahunan. Sehingga, katanya, dari 33 unit kapal Ro-ro yang ada di lintas Merak-Bakauheni hanya 24 unit tersedia di lintasan.

            Dari jumlah tersebut, hanya 16 unit kapal yang siap beroperasi, bertambah menjadi 21 unit pada sore dan malam harinya. Sementara kapal yang menjalani docking sesuai jadwal seyogyanya kembali ke lintasan untuk beroperasi pada akhir Januari 2011, namun kenyataannya belum selesai.  

            Suroyo menambahkan, umur kapal di lintas Merak – Bakauheni rata-rata sudah sangat tua, yang berumur 10-20 tahun ada 6 kapal, 20-30 tahun ada 15 kapal dan yang berumur lebih dari 30 tahun ada 12 kapal.

            Jadi, katanya, kapal-kapal yang beroperasi di lintas Merak – Bakauheni ada 33 kapal, 30 kapal milik perusahaan pelayaran swasta dan PT ASDP hanya memiliki 3 buah kapal.

            Lebih jauh Suroyo menjelaskan, berdasarkan perkembangan di lapangan pada tanggal 28 Februari 2011 terjadi angin kencang disertai dengan gelombang tinggi sehingga menyebabkan pelayanan menurun.

            Dermaga 4 dan 5 tidak bisa dioperasikan karena belum terlindungi sepenuhnya oleh break water yang sedang dibangun. Pada tanggal 1 Maret 2011 cuaca berangsur normal, antrian truk pada pukul 07.00 WIB mencapai km 92.

            Keesokan harinya, cuaca kembali memburuk di sisi Bakauheni, sehingga kapal sulit bersandar yang mengakibatkan trip menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, kapal TNI AL memberikan bantuan yang baru tiba pukul 14.00 WIB.

            Penanganan yang dilakukan untuk mengatasi antrian tersebut, telah disepakati oleh Pemda, POLRI, Jasa Marga dan PT. ASDP untuk parkir sementara antrian kendaraan truk di jalan tol dan jalan Gerem.

            Pihaknya juga mengupayakan penambahan kapal, dari BUMN, swasta dan TNI AL, untuk diperbantukan di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni sebanyak 9 unit.

            Selain itu, menginvetarisir kemungkinan pengunduran jadwal docking oleh pihak Ditjen Perhubungan Laut bagi kapal-kapal penyeberangan yang akan jatuh tempo docking hingga 20 hari ke belakang.

            Solusi untuk jangka menengah, pihaknya akan melakukan peremajaan kapal oleh operator, menambah kapal dan penyesuaian tarif angkutan penyeberangan. Sedang solusi jangka panjang, penambahan dermaga, breakwater, pemecah arus dan terminal serta membangun kapal baru. (tt)

 

BERITA TERKAIT
Biaya Transportasi Tinggi, Komisi V Dorong Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi
06-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan tingginya biaya transportasi yang dialami masyarakat...
Zero ODOL Berlaku 2027, Syafiuddin Minta Pemerintah Lakukan Sosialisasi Masif
05-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Syafiuddin, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan penerapan zero Over Dimension Over Loading...
Saadiah Tegaskan Pentingnya Ketahanan Air di Wilayah Kepulauan
04-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Saadiah Uluputty melakukan kunjungan kerja ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Sabtu...
Jembatan Pulau Balang yang Akan Jadi Rest Area Harus Fokus Pada Keselamatan
30-07-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, IKN – Jembatan Pulau Balang di Penajam Paser Utara (PPU), yang menjadi penghubung vital antara Kota Balikpapan dan Kawasan...